Logam alkali terdiri dr
Litium (Li), Natrium (Na), & rubidium (Rb).
Logam Alkali, Unsur
Gol. I A, mrupakan unsur logam alkali, kcuali
unsur hidrogen yg mrupakan unsur non logam. Unsur-unsur logam
alkali yg merupakan unsur yg elektropositif
dibandingkan dgn unsur-unsur lain yg seperiode, artinya unsur-unsur logam
alkali mudah melepaskan 1 elektron valensi utk mncapai
konfigurasi elektron gas mulia yg lebih stabil & m’bentuk ion
positif.
Ciri Logam Alkali
Unsur alkali
merupakan logam lunak bewarna putih mengilap & mmpunyai titik leleh
yg rendah. Unsur-unsur logam alkali merupakan
unsur yg sangat reaktif & mudah breaksi dgn unsur-unsur lain. Selain
itu, unsur-unsur logam alkali bersifat
sebagai reduktor yg kuat & dlm satu golongan semakin ke bawah
semakin kuat sifat reduktornya.
Kelimpahan logam alkali
Di alam, logam alkali
t’dapat dlm keadaan sbg senyawa bilangan oksidasi +1, krn
kereaktifannya. Selain di air laut sebagai NaCl & KCl, natrium &
kalium t’dapat melimpah di Litosfer (2,6% dan 2,4%), terutama sebagai
NaCl & karnalit. Logam Li, Rb, Cs terdapat dlm jumlah yg lebih
sedikit sbg senyawa klorida & oksidasi dlm batuan lepidolite &
pollucite.
Jenis senyawa logam alkali
1. Senyawaan Biner
Logam-logam breaksi lgsg dgn sebagian unsur-unsur menghasilkan senyawaan biner atau aliasi. Sebagian besar diberikan utk unsur yg tepat. Yg paling penting adalah oksida, diperoleh dgn pembakaran. Mereka dgn mudah terhidrolisis oleh air :
M2O + H2O 2M+ + 2OH-
M2O2 + 2H2O 2M+ + 2OH- + H2O2
2MO2 + 2H2O O2 + 2M+ + 2OH- + H2O2
Logam-logam breaksi lgsg dgn sebagian unsur-unsur menghasilkan senyawaan biner atau aliasi. Sebagian besar diberikan utk unsur yg tepat. Yg paling penting adalah oksida, diperoleh dgn pembakaran. Mereka dgn mudah terhidrolisis oleh air :
M2O + H2O 2M+ + 2OH-
M2O2 + 2H2O 2M+ + 2OH- + H2O2
2MO2 + 2H2O O2 + 2M+ + 2OH- + H2O2
2. Hidroksida
Hidroksidanya putih, mrupakan padatan Kristal NaOH yg menyerap air (titik leleh 3180) & KOH (titik leleh 3600). Padatan & larutan akuanya menyerap CO2 dari atmosfir. Juga larutan secara bebas & eksotermis dlm air & dlm alkohol juga digunakan bilamana dibutuhkan basa alkali yg kuat.
Hidroksidanya putih, mrupakan padatan Kristal NaOH yg menyerap air (titik leleh 3180) & KOH (titik leleh 3600). Padatan & larutan akuanya menyerap CO2 dari atmosfir. Juga larutan secara bebas & eksotermis dlm air & dlm alkohol juga digunakan bilamana dibutuhkan basa alkali yg kuat.
3. Garam-garam ionik
Sifat-sifat sejumlah senyawaan litium b’beda dari senyawaan unsur-unsur golongan I lainnya, namun mirip dengan senyawaan Mg2+. Banyak sifat anomali timbul dari ukuran Li+ yg paling kecil & pengaruhnya dlm energi kisi. Sebagai tambahan bagi contoh yg telah diberikan, dicatat bahwa LiH stabil sampai kira-kira 9000 sedangkan NaH terdekomposisi pada 3500. Li3N stabil sedangkan Na3N tidak terdapat pada 250. Litium Hidroksida terdekomposisi pada nyala merah menjadi Li2O, seangkan hidroksida lainnya MOH tersublimasi tanpa berubah; LiOH dpt dianggap kurang larut dibandingkan hidroksida lainnya. Karbonatnya, Li2CO3, secara termal kurang stabil relatif terhadap Li2O dan CO2 dari pada karbonat logam alkali yang lain. Kelarutan garam Li+ mirip dengan Mg2+. Jadi LiF cukup larut (0,27 g/100 g H2O pada 180) dan mengendap dlm laiutan NH4F dlm amonia; LiCl, LiBr, LiI dan khususnya LiClO4 larut dalam etanol, aseton, dan asetil asetat; LiCl larut dlm piridin. (SUMBER:http://www.artikelkimia.info/)
Sifat-sifat sejumlah senyawaan litium b’beda dari senyawaan unsur-unsur golongan I lainnya, namun mirip dengan senyawaan Mg2+. Banyak sifat anomali timbul dari ukuran Li+ yg paling kecil & pengaruhnya dlm energi kisi. Sebagai tambahan bagi contoh yg telah diberikan, dicatat bahwa LiH stabil sampai kira-kira 9000 sedangkan NaH terdekomposisi pada 3500. Li3N stabil sedangkan Na3N tidak terdapat pada 250. Litium Hidroksida terdekomposisi pada nyala merah menjadi Li2O, seangkan hidroksida lainnya MOH tersublimasi tanpa berubah; LiOH dpt dianggap kurang larut dibandingkan hidroksida lainnya. Karbonatnya, Li2CO3, secara termal kurang stabil relatif terhadap Li2O dan CO2 dari pada karbonat logam alkali yang lain. Kelarutan garam Li+ mirip dengan Mg2+. Jadi LiF cukup larut (0,27 g/100 g H2O pada 180) dan mengendap dlm laiutan NH4F dlm amonia; LiCl, LiBr, LiI dan khususnya LiClO4 larut dalam etanol, aseton, dan asetil asetat; LiCl larut dlm piridin. (SUMBER:http://www.artikelkimia.info/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar