Selamat Datang

Semoga blog ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua.

Rabu, 10 Oktober 2012

Rahasia Mengumpulkan kekayaan lewat Facebook akhirnya terungkap!! Dapatkan 50ribu-250ribu sehari dengan mudah dan cepat! Mau tau Rahasianya?? Selengkapnya kunjungi:
klik disini !

Minggu, 12 Februari 2012

Larutan Fehling

Larutan Fehling adalah larutan yang digunakan untuk membezakan kelompok berfungsi aldehid atau keton. Bahan yang ingin diuji akan dipanaskan bersama Larutan Fehling; mendakan merah menandakan kehadiran aldehid. Keton (kecuali keton hidroksi alfa) tidak bertindak balas dengannya. Satu contoh ialah penggunaannya ialah untuk mengesan glukosa dalam air kencing, lalu membolehkan pengesanan kencing manis. Ia dikembangkan oleh ahli kimia Jerman Hermann von Fehling. Akan tetapi asid formik juga memberikan ujian Fehling, bukan sahaja Fehling tetapi juga Tollen dan banyak lagi tindak balas aldehid.
Larutan Fehling biasanya dibuat sebelum sahaja ujian ingin dijalankan. Ia terdiri daripada jumlah yang sama larutan-larutan berikut:

Ujian Fehling

Pertama sekali, aldehid dicampurkan dengan larutan Fehling & campuran dipanaskan. Aldehid dioksidakan menjadi asid dan mendakan merah kuprum(I) oksida akan terhasil.
Ion kuprum(II) dikomplekskan bersama ion tartrat. Hubungan dengan kumpulan aldehid menurunkannya menjadi ion kuprum(I), yang kemudiannya termendak sebagai Cu2O (kuprum(I) oksida) merah.
Penurunan:
\mathrm{2\,Cu^{2\operatorname{+}} + 
2\,OH^{\operatorname{-}} + 2\,e^{\operatorname{-}}\longrightarrow Cu_2O +
 H_2O}
Pengoksidaan:
\mathrm{R\!-\!CHO + 2\,OH^{\operatorname{-}} 
\longrightarrow R\!-\!COOH + H_2O + 2\,e^{\operatorname{-}}}
Redoks:
\mathrm{2\,Cu^{2\operatorname{+}} + R-CHO + 
4\,OH^{\operatorname{-}} \longrightarrow Cu_2O + R\!-\!COOH + 2\,H_2O}
Keton (kecuali keton hidroksi alfa) dan aldehid aromatik tidak bertindak balas dengan ujian Fehling.
Pada masa kini, larutan Fehling biasanya digantikan dengan Larutan Benedict.

Selasa, 31 Januari 2012

pemerintah kebut studi kelayakan JSS

JAKARTA – Pemerintah menargetkan studi kelayakan (feasibility study) megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS) yang akan menghubungkan dua kawasan strategis, yakni Pulau Jawa dan Sumatera, rampung dalam dua tahun.


Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengatakan, pemerintah akan segera menandatangani kerja sama pengembangan kawasan strategis dan infrastruktur Selat Sunda dengan konsorsium pemprakarsa. Dia menyebutkan, salah satu pemenang tender pemprakarsa adalah perusahaan milik Tommy Winata. Nantinya, perusahaan tersebut akan bergabung dengan Konsorsium Banten-Lampung yang terdiri dari badan usaha milik daerah (BUMD) di dua provinsi tersebut.

Dalam satu hingga dua hari ini perjanjian kerja sama antara pemerintah dan pemprakarsa diupayakan sudah final. ”Sehingga minggu depan sudah ada penandatanganan antara pemerintah dengan pemrakarsa untuk FS,”ungkap Djoko seusai rapat koordinasi tindak lanjut Perpres No 86/2011 tentang Pembahasan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda di Kantor Kementerian bidang Perekonomian, Jakarta,kemarin. Setelah penandatanganan kerja sama antara pemprakarsa dengan pemerintah, secara otomatis proses studi kelayakan dimulai.

Pemerintah dan pihak swasta selaku pemrakarsa telah menentukan waktu penyelesaian studi kelayakan dalam jangka waktu dua tahun sejak dimulai. ”Diberi waktu 24 bulan harus jadi mengenai desain dan anggaran, dan pelaksanaan tender,”tegasnya. Kebutuhan untuk pembangunan proyek kawasan strategis dan infrastruktur Selat Sunda diperkirakan mencapai Rp120 triliun. Perhitungannya, Rp100 triliun untuk pembangunan jembatan dan Rp20 triliun untuk pengembangan kawasan sekitar Jembatan Selat Sunda.

Menyadari besarnya kebutuhan pendanaan untuk realisasi JSS, pemerintah berharap peran serta investor. Menteri Keuangan Agus Martowardojo menambahkan, pembiayaan untuk pembangunan proyek infrastruktur di kawasan Selat Sunda akan dilakukan melalui fasilitas kredit ekspor. ”Ada alternatif negara-negara yang akan bekerja sama dengan kita,”kata Menkeu. wisnoe moerti (sumber:http://www.seputar-indonesia.com/)
 
 

Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda

Jembatan Selat Sunda
Jembatan Selat Sunda

Kata Pengantar
Jembatan Selat Sunda adalah bagian dari cita-cita besar bangsa Indonesia untuk menyatukan pulau-pulau besar di Indonesia sejak 1960, yang perlu diwujudkan karena akan membawa manfaat luar biasa bagi bangsa Indonesia.  Banyak Negara di dunia sudah lama memulai dan berhasil membangun proyek-proyek raksasa berupa jembatan yang menghubungkan wilayah-wilayahnya yang semula terpisah, guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

Lokasi
Lokasi Jembatan Selat Sunda dilihat dari Kepulauan Indonesia:
Lokasi Jembatan Selat Sunda













Rencana Ukuran dan Kapasitas:
1.  Lebar Jembatan 60 m2.
2.  2x3 Jalur Lalu Lintas Raya
3.   2x1 Jalur Darurat
4.   Lintasan Ganda (Double Track) Kereta Rel
5.    Pipa Gas, Pipa Minyak, Kabel Fiber Optik Cable, Kabel Listrik, dll
Rencana Ukuran Jembatan Selat SundaRencana Ukuran Jembatan Selat Sunda







 Rencana Lintasan di Selat Sunda:
Rencana Lintasan












Rencana Teknologi Jembatan Selat Sunda:
Generasi Ketiga:
Pilon fleksibel, dek dipikul oleh gelegar kotak majemuk yang sangat aerodinamik, sangat fleksible dan sangat ringan
Teknologi Generasi Ketiga




Pra-Studi Kelayakan
Pra-Studi Kelayakan Jembatan Selat Sunda ini telah diserahkan pada Gubernur Banten, Lampung dan pemerintah pusat dalam suatu acara khusus bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2009, selanjutnya akan melibatkan 10 provinsi yang berada pada Pulau Sumatera (SUMBER:http://jembatanselatsunda.com)

LOGAM ALKALI


Logam alkali terdiri dr Litium (Li), Natrium (Na), & rubidium (Rb).
Logam Alkali, Unsur Gol. I A, mrupakan unsur logam alkali, kcuali unsur hidrogen yg mrupakan unsur non logam. Unsur-unsur logam alkali yg merupakan unsur yg elektropositif dibandingkan dgn unsur-unsur lain yg seperiode, artinya unsur-unsur logam alkali mudah melepaskan 1 elektron valensi utk mncapai konfigurasi elektron gas mulia yg lebih stabil & m’bentuk ion positif.

Definisi Unsur, Senyawa, dan Campuran

Unsur adalah zat murni yang dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa. Penulisan lambang unsur mengikuti aturan sebagai berikut:
  1. Lambang unsur diambil dari singkatan nama unsur. Beberapa lambang unsur berasal dari bahasa Latin atau Yunani nama unsur tersebut. Misalnya Fe dari kata ferrum (bahasa latin) sebagai lambang unsur besi.
  2. Lambang unsur ditulis dengan satu huruf kapital.
  3. Untuk Unsur yang dilambangkan dengan lebih dengan satu huruf, huruf pertama lambang ditulis dengan huruf kapital dan huruf kedua/ketiga ditulis dengan huruf kecil.
  4. Unsur-unsur yang memiliki nama dengan huruf pertama sama maka huruf pertama lambang unsur diambil dari huruf pertama nama unsur dan huruf kedua diambil dari huruf lain yang terdapat pada nama unsur tersebut. Misalnya, Ra untuk radium dan Rn untuk radon.
Pada suhu kamar (25 C) unsur dapat berwujud Padat, Cair,dan Gas, secara umum unsur terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
  • Unsur Logam: umumnya unsur logam diberi nama akhiran ium. Umumnya logam ini memiliki titik didih tinggi, mengilap, dapat dibengkokan  , dan dapt menghantarkan panas atau arus listrik.
  • Unsur Non Logam: umumnya memiliki titik didih rendah, tidak mengkilap,kadang-kadang rapuh tak dapat dibengkokkan dan sukar menghantarkan panas atau arus listrik.
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari penggabungan unsur-unsur dengan pembagian tertentu. Senyawa dihasilkan dari reaksi kimia antara dua unsur atau lebih melalui reaksi pembentukan. Misalnya, karat besi (hematit) berupa Fe2O3 dihasilkan oleh reaksi besi (Fe) dengan oksigen (O). Senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya melalui reaksi penguraian.
Senyawa mempunyai sifat yang berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya. Senyawa hanya dapt diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya melalui reaksi kimia. Pada kondisi yang sama, senyawa dapat memiliki wujud berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya. Sifat fisika dan kimia senyawa berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya. Misalnya reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen membentuk senyawa air yang berwujud cair.
Campuran adalah gabungan dari dua zat atau lebih yang hasil penggabungan nya masih mempunyai sifat yang sama dengan zat aslinya. Misalnya, campuran antara air dan gula menghasilkan cairan yang berasa manis.
Campuran dapat berupa gabungan unsur, senyawa, atau keduanya. Campuran Homogen memiliki komposisi maupun wujud yang seragam. Misalnya air gula dan santan. Sebaliknya campuran heterogen memiliki komposisi yang tidak seragam. Misalnya, campuran antara air dan pasir. Campuran dapat dipisahikan menjadi zat-zat penyusun berdasarkan perbedaan sifat zat-zat penyusunnya, misalnya dengan penyaringan.
Penulisan unsur dipermudah dengan adanya lambang unsur. Bagaimana mempermudah penulisan susunan senyawa? Caranya dengan menggunakan rumus kimia, yaitu gabungan lambang unsur sesuai unsur yang menyusun senyawa. Misalnya, lambang unsur natrium adalah Na dan lambang unsur klorin adalah Cl. Jika natrium direaksikan dengan klorin akan menghasilkan senyawa natrium klorida dengan rumus kimia NaCl. Nama umum NaCl ialah garam dapur.(SUMBER:http://syadiashare.com/)

Sabtu, 21 Januari 2012

TATA NAMA SENYAWA POLIATOMIK & ASAM BASA

TATA NAMA SENYAWA POLIATOMIK & ASAM BASA


Quantcast
Senyawa poliatomik adalah senyawa yang berasal dari ion-ion poliatomik. Ion poliatom adalah ion yang terdiri atas dua atau lebih atom-atom yang terikat bersama-sama membentuk ion dengan ikatan kovalen. Senyawa poliatomik umumnya terdiri atas unsur-unsur nonlogam.
Berikut ini nama-nama beberapa senyawa poliatomik.
Rumus Ion Nama Senyawa Rumus Ion Nama Senyawa
NH4+ Amonium PO32- Fospit
OH- Hidroksida PO43- Fosfat
CN- Sianida AsO3- Arsenit
CH3COO- Asetat AsO43- Arsenat
CO32- Karbonat ClO- Klorit
HCO3- Bikarbonat ClO2- Klorat
SiO32- Silikat ClO4- Perklorat
NO2- Nitrit MnO4- Permanganat
NO3- Nitrat MnO42- Manganat
SO32- Sulfit CrO42- Kromat
SO42- Sulfat Cr2O72- Dikromat
Tata nama untuk senyawa yang mengandung ion poli atom diatur sebagai berikut :
  1. Untuk senyawa yang terdiri dari kation logam dan anion poliatom, maka penamaan dimulai dari nama kation logam diikuti anion poliatom. Contoh :
Rumus Kimia
Kation
Anion
Nama Senyawa
NaOH Na+ OH- Natrium hidroksida
KMnO4 K+ MnO4- Kalium permanganat
  1. Untuk senyawa yang terdiri dari kation poliatom dan anion monoatom/poliatom, maka penamaan dimulai dari nama kation monoatom/poliatom. Contoh :
NH4OH        =     amonium hidroksida
NH4Cl          =     amonium klorida
TUGAS/DISKUSI
Tentukan nama dari senyawa poliatom berikut :
  1. 1.   NaClO2              b) Na3PO4              c) Na2SO3
Catatan :
  1.  Anion-anion poliatom lebih banyak dibandingkan kation poliatom
  2. Oksigen dapat membentuk banyak anion poliatom yang disebut anion okso.
  3. Unsur-unsur logam tertentu seperti Cl, N, P, dan S dapat membentuk suatu seri anion okso yang mengandung beberapa atom oksigen. Penamaan berdasarkan tingkat oksidasi dari atom-atom yang mengikat oksigen
  4.  Untuk tingkat oksidasi oksigen yang terkecil disebut hipo, dan yang paling tinggi disebut per.
  5. Semua anion okso dari Cl, Br, dan I memiliki muatan -1
  6. Beberapa anion okso yang mengandung sejumlah atom H, penamaannya disesuaikan misalnya H2PO42- (ion hidrogen fospat) dan H2PO4- (ion dihidrogen fospat)
  7. Awalan tio berarti bahwa satu atom sulfur telah ditambahkan untuk menggantikan satu atom oksigen (ion sulfat (SO4) memiliki satu atom S dan empat atom O; ion tiosulfat memiliki dua atom S dan 3 atom O (S2O3)
  8. (SUMBER:http://esdikimia.wordpress.com/2011/05/04/tata-nama-senyawa-poliatomik-asam-basa/)

LARUTAN PENYANGGA

LARUTAN PENYANGGA

 
 
 
 
 
 
i
 
2 Votes
Quantcast
Larutan penyangga adalah satu zat yang menahan perubahan pH ketika sejumlah kecil asam atau basa ditambahkan kedalamnya.

Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya – acapkali garam natrium.
Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Pada kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama.
Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.

Larutan penyangga yang bersifat basa

larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.
Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding, larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah selama konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.

Bagaimana cara larutan penyangga bekerja?

Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan menghilangkan ion hidrogen atau ion hidroksida yang mana anda mungkin menambahkannya – sebaliknya akan merubah pH. Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa mencapai kondisi ini melalui cara yang berbeda.

Larutan penyangga yang bersifat asam

Kita akan mengambil campuran asam etanoat dan natrium etanoat sebagai contoh yang khas.
Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri:

Penambahan natrium etanoat pada kondisi ini menambah kelebihan ion etanoat dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan selanjutnya bergeser ke arah kiri.
Karena itu larutan akan mengandung sesuatu hal yang penting:
  • Banyak asam etanoat yang tidak terionisasi;
  • Banyak ion etanoat dari natrium etanoat:
  • Cukup ion hidrogen untuk membuat larutan menjadi bersifat asam.
Sesuatu hal yang lain (seperti air dan ion natrium) yang ada tidak penting pada penjelasan.

Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan penyangga harus menghilangkan sebagian besar ion hidrogen yang baru sebaliknya pH akan turun dengan mencolok sekali.
Ion hidrogen bergabung dengan ion etanoat untuk menghasilkan asam etanoat. Meskipun reaksi berlangsung reversibel, karena asam etanoat adalah asam lemah, sebagaian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.

Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu banyak – tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.

Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion hidroksida tersebut.
Kali ini situasinya sedikit lebih rumit karena terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidroksida.
Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam etanoat
Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.

Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar.

Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion hidrogen

Harus diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam aetanoat.

Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.

Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidroksida dihilangkan – karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali menjadi tingat yang sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion hidroksida.

Larutan penyangga yang bersifat basa

Kita akan menganbil campuran larutan amonia dan amonium klorida sebagai contoh yang khas.
Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:

Penambahan amonium klorida pada kondisi ini menambahkan kelebihan ion amonium dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, hal itu akan menyebabkan ujung posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.
Karena itu larutan akan mengandung beberapa hal yang penting:
  • Banyak amonia yang tidak bereaksi;
  • Banyak ion amonia dari amonium klorida;
  • Cukup ion hidrogen untuk menghasilkan larutan yang bersifat basa.
Hal lain (seperti air dan ion klorida) yang ada tidak penting pada penjelasan.

Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat basa

Terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidrogen yang anda tambahkan.
Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan amonia
Sebagian besar zat dasar yang mana ion hidrogen bertumbukan dengannya adalah molekul amonia. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion amonium.

Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya, ion hidrogen akan dihilangkan. Ion amonium bersifat asam yang sedikit lemah, dan karena itu ion hidrohen akan dilepaskan kembali.

Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan ion hidroksida

Harus diingat bahwa beberepa ion hidroksida yang ada berasal dari reaksi antara amonia dan air.

Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air. Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.

Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidrogen dihilangkan – hanya sebagian besar.

Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat basa

Ion hidroksida dari alkali dihilangkan melali reaksi yang sederhana dengan ion amonium.

Karena amonia yang terbentuk merupakan basa lemah, amonia akan bereaksi dengan air – dan karena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa, sekali lagi, sebagian besar (tetapi tidak semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan.(SUMBER:http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/larutan-penyangga/)

LARUTAN PENYANGGA

LARUTAN PENYANGGA

SEL ELEKTROLISIS

SEL ELEKTROLISIS

 Quantcast
Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :     2 H2O(l) ——>  2 H2(g) + O2(g)
Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi. Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (sebab memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada anoda. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) :
Katoda (-)            :   2 Na+(l) + 2 e- ——>  2 Na(s) ……………….. (1)
Anoda (+)            :   2 Cl-(l) Cl2(g) +  2 e- ……………….. (2)
Reaksi sel            :   2 Na+(l) +  2 Cl-(l) ——>  2 Na(s) +  Cl2(g) ……………….. [(1) + (2)]
Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda dan gelembung gas Cl2 di anoda. Bagaimana halnya jika lelehan garam NaCl diganti dengan larutan garam NaCl? Apakah proses yang terjadi masih sama? Untuk mempelajari reaksi elektrolisis larutan garam NaCl, kita mengingat kembali Deret Volta (lihat Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta).
Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, air memiliki red yang lebih besar dibandingkan ion Na+. Ini berarti, air lebih mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di katoda adalah air. Sementara, berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, nilai red ion Cl- dan air hampir sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial tambahan (overvoltage), maka oksidasi ion Cl- lebih mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di anoda adalah ion Cl-. Dengan demikian, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam NaCl adalah sebagai berikut :
Katoda (-)            :   2 H2O(l) +  2 e- ——>  H2(g) +  2 OH-(aq) ……………….. (1)
Anoda (+)            :   2 Cl-(aq) ——>  Cl2(g) +  2 e- ……………….. (2)
Reaksi sel            :   2 H2O(l) +  2 Cl-(aq) ——>  H2(g) +  Cl2(g) +  2 OH-(aq) ……………………. [(1) + (2)]
Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan ion OH­(basa) di katoda serta gelembung gas Cl2 di anoda. Terbentuknya ion OH- pada katoda dapat dibuktikan dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi sejumlah indikator fenolftalein (pp). Dengan demikian, terlihat bahwa produk elektrolisis lelehan umumnya berbeda dengan produk elektrolisis larutan.
Selanjutnya kita mencoba mempelajari elektrolisis larutan Na2SO4. Pada katoda, terjadi persaingan antara air dan ion Na+. Berdasarakan nilai red, maka air yang akan tereduksi di katoda. Di lain sisi, terjadi persaingan antara ion SO42- dengan air di anoda. Oleh karena bilangan oksidasi S pada SO4-2 telah mencapai keadaan maksimumnya, yaitu +6, maka spesi SO42- tidak dapat mengalami oksidasi. Akibatnya, spesi air yang akan teroksidasi di anoda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Katoda (-)            :   4 H2O(l) +  4 e- ——>  2 H2(g) +  4 OH-(aq) ……………….. (1)
Anoda (+)            :   2 H2O(l) ——>   O2(g) +  4 H+(aq) +  4 e- ……………….. (2)
Reaksi sel            :   6 H2O(l) ——>  2 H2(g) +  O2(g) +  4 H+(aq) +  4 OH-(aq) …………………….. [(1) + (2)]
6 H2O(l) ——>  2 H2(g) +  O2(g) +  4 H2O(l) …………………. [(1) + (2)]
2 H2O(l) ——>  2 H2(g) +  O2(g) …………………….. [(1) + (2)]
Dengan demikian, baik ion Na+ maupun SO42-, tidak bereaksi. Yang terjadi justru adalah peristiwa elektrolisis air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Hal yang serupa juga ditemukan pada proses elektrolisis larutan Mg(NO3)2 dan K2SO4.
Bagaimana halnya jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan elektroda yang tidak inert, seperti Ni, Fe, dan Zn? Ternyata, elektroda yang tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda, sehingga produk yang dihasilkan di anoda adalah ion elektroda yang larut (sebab logam yang tidak inert mudah teroksidasi). Sementara, jenis elektroda tidak mempengaruhi produk yang dihasilkan di katoda. Sebagai contoh, berikut adalah proses elektrolisis larutan garam NaCl dengan menggunakan elektroda Cu :
Katoda (-)            :   2 H2O(l) +  2 e- ——>  H2(g) +  2 OH-(aq) ……………………..  (1)
Anoda (+)            :   Cu(s) ——>  Cu2+(aq) +  2 e- ……………………..  (2)
Reaksi sel            :   Cu(s) +  2 H2O(l) ——>  Cu2+(aq) +  H2(g) +  2 OH-(aq) ……………………..  [(1) + (2)]
Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan reaksi elektrolisis :
  1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi; elektroda tidak inert hanya dapat bereaksi di anoda
  2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di anoda
  3. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium, maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi di katoda
  4. Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda
Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang disebut penyepuhan. Dalam proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan (diendapkan sebagai lapisan tipis) pada permukaan logam yang lebih murah dengan cara elektrolisis. Baterai umumnya digunakan sebagai sumber listrik selama proses penyepuhan berlangsung. Logam yang ingin disepuh berfungsi sebagai katoda dan lempeng perak (logam pelapis) yang merupakan logam penyepuh berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang digunakan harus mengandung spesi ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal ini, ion perak). Pada proses elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan larut menjadi ion perak. Ion perak tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan tipis pada permukaan katoda. Metode ini relatif mudah dan tanpa biaya yang mahal, sehingga banyak digunakan pada industri perabot rumah tangga dan peralatan dapur.
Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita akan melanjutkan dengan aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang telah disebutkan di awal, tujuan utama elektrolisis adalah untuk mengendapkan logam dan mengumpulkan gas dari larutan yang dielektrolisis. Kita dapat menentukan kuantitas produk yang terbentuk melalui konsep mol dan stoikiometri.
Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel elektrolisis adalah Faraday (F). Faraday didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol elektron. Satu Faraday equivalen dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah Faraday equivalen dengan setengah mol elektron. Sebagaimana yang telah kita ketahui, setiap satu mol partikel mengandung 6,02 x 1023partikel. Sementara setiap elektron mengemban muatan sebesar  1,6 x 10-19 C. Dengan demikian :
1 Faraday  =  1 mol elektron  =  6,02 x 1023 partikel elektron x 1,6 x 10-19 C/partikel elektron 1 Faraday  =  96320 C (sering dibulatkan menjadi 96500 C untuk mempermudah perhitungan)
Hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Faraday  =  Coulomb / 96500
Coulomb  =  Faraday x 96500
Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui perkalian arus listrik (Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang menunjukkan hubungan Coulomb, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :
Coulomb  =  Ampere  x  Detik
Q  =  I  x  t
Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :
Faraday  =  (Ampere  x  Detik)  /  96500
Faraday  =  (I  x  t)  /  96500
Dengan mengetahui besarnya Faraday pada reaksi elektrolisis, maka mol elektron yang dibutuhkan pada reaksi elektrolisis dapat ditentukan. Selanjutnya, dengan memanfaatkan koefisien reaksi pada masing-masing setengah reaksi di katoda dan anoda, kuantitas produk elektrolisis dapat ditemukan.
Berikut ini adalah beberapa contoh soal aspek kuantitatif sel elektrolisis :
1. Pada elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert dihasilkan gas oksigen sebanyak 5,6 L pada STP. Berapakah jumlah listrik dalam Coulomb yang dialirkan pada proses tersebut?
Penyelesaian :
Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert adalah sebagai berikut :
Katoda (-)   :  Ag+ +  e- ——>  Ag
Anoda (+)   :  2 H2O(l) ——>  O2(g) +  4 H+(aq) +  4 e-
Gas O2 terbentuk di anoda. Mol gas O2 yang terbentuk sama dengan 5,6 L / 22,4 L = ¼ mol O2
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan ¼ mol gas O2, maka jumlah mol elektron yang terlibat adalah sebesar  4 x ¼ = 1 mol elektron.
1 mol elektron = 1 Faraday = 96500 C
Jadi, jumlah listrik yang terlibat adalah sebesar 96500 C
2. Unsur Fluor dapat diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaF. Berapakah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan 15 L gas fluorin ( 1 mol gas mengandung 25 L gas) dengan arus sebesar 10 Ampere?
Penyeleasian :
Reaksi elektrolisis lelehan NaF adalah sebagai berikut :
K (-) : Na+(l) +  e- ——>  Na(s)
A (-) : 2 F-(l) ——>  F2(g) +  2 e-
Gas F2 terbentuk di anoda. Mol gas F2 yang terbentuk adalah sebesar 15 L / 25 L = 0,6 mol F2
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan 0,6 mol gas F2, akan melibatkan mol elektron sebanyak 2 x 0,6 = 1,2 mol elektron
1,2 mol elektron = 1,2 Faraday
Waktu yang diperlukan dapat dihitung melalui persamaan berikut :
Faraday = (Ampere x Detik) / 96500
1,2  =  (10 x t)  / 96500
t  =  11850 detik  =  3,22 jam
Jadi, diperlukan waktu selama 3,22 jam untuk menghasilkan 15 L gas fluorin
3. Arus sebesar 0,452 A dilewatkan pada sel elektrolisis yang mengandung lelehan CaCl2 selama 1,5 jam. Berapakah jumlah produk yang dihasilkan pada masing-masing elektroda?
Penyelesaian :
Reaksi elektrolisis lelehan CaCl2 adalah sebagai berikut :
K (-) : Ca2+(l) +  2 e- ——>  Ca(s)
A (+) : 2 Cl-(l) ——>  Cl2(g) +  2 e-
Mol elektron yang terlibat dalam reaksi ini dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Faraday  =  (Ampere x Detik) / 96500
Faraday  =  (0,452 x  1,5  x  3600) / 96500  mol elektron
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol Ca yang dihasilkan adalah setengah dari mol elektron yang terlibat. Dengan demikian, massa Ca yang dihasilkan adalah :
Massa Ca = mol Ca x Ar Ca
Massa Ca  =  ½  x  (0,452 x  1,5  x  3600) / 96500  x  40  =  0,506 gram Ca
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, mol gas Cl2 yang dihasilkan adalah setengah dari mol elektron yang terlibat. Dengan demikian, volume gas Cl2 (STP) yang dihasilkan adalah :
Volume gas Cl2 = mol Cl2 x 22,4 L
Volume gas Cl2 =  ½  x  (0,452 x  1,5  x  3600) / 96500  x  22.4 L  =  0,283 L gas Cl2
Jadi, produk yang dihasilkan di katoda adalah 0,506 gram endapan Ca dan produk yang dihasilkan di anoda adalah 0,283 L gas Cl2 (STP)
4. Dalam sebuah percobaan elektrolisis, digunakan dua sel yang dirangkaikan secara seri. Masing-masing sel menerima arus listrik yang sama. Sel pertama berisi larutan AgNO3, sedangkan sel kedua berisi larutan XCl3. Jika setelah elektrolisis selesai, diperoleh 1,44 gram logam Ag pada sel pertama dan 0,12 gram logam X pada sel kedua, tentukanlah massa molar (Ar) logam X tersebut!
Penyelesaian :
Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 :
K (-) :  Ag+(aq) +  e- ——>  Ag(s)
A (+) : 2 H2O(l) ——>  O2(g) +  4 H+(aq) +  4 e-
Logam Ag yang dihasilkan sebanyak 1,44 gram; dengan demikian, mol logam Ag yang dihasilkan sebesar  1,44 / 108 mol Ag
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol elektron yang dibutuhkan untuk menghasilkan logam Ag sama dengan mol logam Ag (koefisien reaksinya sama)
Sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini adalah sebesar   1,44 / 108 mol  elektron
Reaksi elektrolisis larutan XCl3 :
K (-) :  X3+(aq) +  3 e- ——>  X(s)
A (+) : 2 Cl-(l) ——>  Cl2(g) +  2 e-
Arus yang sama dialirkan pada sel kedua, sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini sama seperti sebelumya, yaitu sebesar 1,44 / 108 mol  elektron
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol logam X yang dihasilkan sama dengan  1 / 3 kali mol elektron, yaitu sebesar  1 / 3  x  1,44 / 108 mol X
Massa logam X  =  0,12 gram; dengan demikian, massa molar (Ar) logam X adalah sebagai berikut:
mol  =  massa / Ar
Ar  = massa / mol
Ar  =  0,12 / (1 / 3  x  1,44  / 108)  =  27
Jadi, Ar dari logam X adalah 27
(SUMBER:http://esdikimia.wordpress.com/2011/09/28/sel-elektrolisis/)

PENDANAAN : DPRD Lamteng Usulkan Peningkatan Infrastruktur PDF Print E-mail User Rating: / 0 PoorBest Senin, 21 November 2011 05:09 GUNUNGSUGIH (Lampost): DPRD Lampung Tengah mengusulkan anggaran bagi pembangunan infrastruktur tahun anggaran (TA) 2012 ditingkatkan. Pasalnya, bidang tersebut masih menjadi masalah utama di daerah ini. "Dari hasil reses kami di daerah pemilihan (dapil) IV, yang mencakup Kecamatan Anak Tuha, Padangratu, Pubian, Selanggai, dan Anak Ratuaji, umumnya warga meminta perbaikan infrastruktur," kata Kaswan Sanusi, ketua Komisi I DPRD, kemarin (20-11). Kaswan mengatakan sejauh ini Komisi I DPRD belum mendengar kabar terkait dengan RAPBD untuk 2012. Pihaknya juga berharap sektor pertanian mendapat perhatian berikutnya, karena Lampung Tengah termasuk salah satu lumbung pertanian di Lampung. Sementara Ketua Komisi III Bambang Suryadi juga mengatakan hal sama. Selain peningkatan anggaran untuk infrastruktur, sektor lain juga harus diperhatikan. Tak kalah penting bidang pengawasan. "Anggaran besar tanpa pengawasan akan menurunkan kualitas. Sedangkan pemerintah mengeluarkan dana banyak untuk pemeliharaan," ujarnya. Pemerintah Lamteng berencana menaikkan anggaran infrastruktur 20% pada APBD 2012. Ini didasarkan atas rencana pendapatan yang meningkat Rp200 miliar dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,4 triliun dalam RAPBD 2012. Sebelumnya, sebagaimana diketahui, selama satu tahun kepemimpinannya, Bupati A. Pairin menjelaskan pihaknya telah membangun jalan onderlaag sepanjang 21,97 km. Selain itu, juga peningkatan jalan sepanjang 159,96 km dan pemeliharan jalan sepanjang 72,80 km. "Pemkab Lampung Tengah juga telah membangun 11 jembatan, talut sepanjang 485.92 M, 11 gorong-gorong, rehabilitasi, serta pemeliharaan sarana-prasarana irigasi," ujar Pairin. (LUT/D-1)

PENDANAAN : DPRD Lamteng Usulkan Peningkatan Infrastruktur PDF Print E-mail
Senin, 21 November 2011 05:09
GUNUNGSUGIH (Lampost): DPRD Lampung Tengah mengusulkan anggaran bagi pembangunan infrastruktur tahun anggaran (TA) 2012 ditingkatkan. Pasalnya, bidang tersebut masih menjadi masalah utama di daerah ini.
"Dari hasil reses kami di daerah pemilihan (dapil) IV, yang mencakup Kecamatan Anak Tuha, Padangratu, Pubian, Selanggai, dan Anak Ratuaji, umumnya warga meminta perbaikan infrastruktur," kata Kaswan Sanusi, ketua Komisi I DPRD, kemarin (20-11).

Kaswan mengatakan sejauh ini Komisi I DPRD belum mendengar kabar terkait dengan RAPBD untuk 2012. Pihaknya juga berharap sektor pertanian mendapat perhatian berikutnya, karena Lampung Tengah termasuk salah satu lumbung pertanian di Lampung.

Sementara Ketua Komisi III Bambang Suryadi juga mengatakan hal sama. Selain peningkatan anggaran untuk infrastruktur, sektor lain juga harus diperhatikan. Tak kalah penting bidang pengawasan. "Anggaran besar tanpa pengawasan akan menurunkan kualitas. Sedangkan pemerintah mengeluarkan dana banyak untuk pemeliharaan," ujarnya.

Pemerintah Lamteng berencana menaikkan anggaran infrastruktur 20% pada APBD 2012. Ini didasarkan atas rencana pendapatan yang meningkat Rp200 miliar dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,4 triliun dalam RAPBD 2012.

Sebelumnya, sebagaimana diketahui, selama satu tahun kepemimpinannya, Bupati A. Pairin menjelaskan pihaknya telah membangun jalan onderlaag sepanjang 21,97 km. Selain itu, juga peningkatan jalan sepanjang 159,96 km dan pemeliharan jalan sepanjang 72,80 km.

"Pemkab Lampung Tengah juga telah membangun 11 jembatan, talut sepanjang 485.92 M, 11 gorong-gorong, rehabilitasi, serta pemeliharaan sarana-prasarana irigasi," ujar Pairin. (LUT/D-1)
9SUMBER:http://www.lampungpost.com/ruwa-jurai-aktual/lampung-tengah/16110-pendanaan--dprd-lamteng-usulkan-peningkatan-infrastruktur.html)

DIPA APBN Rp123,4 Miliar

 ”Penyaluran DIPA ini terlihat lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Diharapkan, dengan disalurkannya DIPA ini, program yang telah direncanakan dapat segera terealisasi,” ujar Wakil Walikota Metro Saleh Chandra usai menghadiri penyerahan DIPA di Aula Pemkot Metro kepada Radar Metro, kemarin (23/12).
Terpisah, Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kota Metro, Halistiana Trosarita menjelaskan, untuk DIPA di KPPN yang membawahi 3 wilayah daerah, seperti Kabupaten Lamteng, Lamtim, dan Kota Metro senilai Rp530,8 miliar. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar Rp12 miliar lebih dari pagu DIPA tahun 2011, yakni sebesar Rp518,8 miliar.
Selanjutnya, untuk DIPA kantor pusat dan instansi vertikal tersebut diberikan sebanyak 77 DIPA senilai Rp425,1 juta. Rinciannya, Kota Metro Rp123,4 miliar, Lamteng Rp152,8 miliar, dan Lamtim Rp148,8 miliar. Lalu, untuk tugas pembantuan SKPD senilai Rp29,7 miliar dengan rincian Kota Metro Rp1,6 miliar, Lamteng Rp11,8 miliar, dan Lamtim Rp16,1 miliar.
Kemudian, untuk DIPA urusan bersama senilai Rp75,2 miliar. Rinciannya, Metro Rp2,6 miliar, Lamteng Rp30,2 miliar, dan Lamtim Rp42,4 miliar, terangnya.
Sementara itu, untuk realisasi DIPA tahun 2011 pada triwulan ke III di wilayah Metro, Lamteng, dan Lamtim senilai Rp343,7 miliar atau sebesar 62%. Masing-masing terbagi dalam belanja pegawai Rp191,3 miliar atau 34%, belanja modal Rp11,5 miliar atau 2%, belanja barang Rp48,2 miliar atau 9%, dan belanja bantuan Rp92,3 miliar atau 17%. (ria/ayp)(sumber:http://www.radarlamteng.com/Sabtu, 24 Desember 2011 05:33:31)

pereaksi pembatas

Pereaksi Pembatas

Kata Kunci:
Ditulis oleh Budi Utami pada 13-08-2011
Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang ditambahkan tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini menyebabkan ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu. Pereaksi demikian disebut pereaksi pembatas.
Contoh:
1. Satu mol larutan natrium hidroksida (NaOH) direaksikan dengan 1 mol larutan asam sulfat (H2SO4) sesuai reaksi:
2 NaOH(aq) + H2SO4(aq) –> Na2SO4(aq) + 2 H2O(l)
Tentukan:
a. pereaksi pembatas
b. pereaksi yang sisa
c. mol Na2SO4 dan mol H2O yang dihasilkan
a. Mol masing-masing zat dibagi koefisien, kemudian pilih hasil bagi yang kecil sebagai pereaksi pembatas
mol NaOH/koefisien NaOH
=1/2 mol
= 0,5 mol
mol H2SO4/koefisien H2SO4
=1/1 mol
= 1 mol
Karena hasil bagi NaOH < H2SO4, maka NaOH adalah pereaksi pembatas, sehingga NaOH akan habis bereaksi lebih dahulu.

b. pereaksi yang sisa adalah H2SO4
c. mol Na2SO4 yang dihasilkan = 0,5 mol
mol H2O yang dihasilkan = 1 mol
2. 100 mL larutan Ca(OH)2 0,1 M direaksikan dengan 100 mL larutan HCl 0,1 M sesuai
reaksi:
Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + 2 H2O(l)
Tentukan pereaksi pembatas!
Jawab:
mol Ca(OH)2 = M × V = 0,1 mol/liter × 0,1 liter = 0,01 mol
\frac{mol\: CaOH_{2}}{koefisien\: CaOH_{2}} = 0,01 mol / 1 = 0,01 mol
\frac{mol\: HCl}{koefisien\: HCl} = 0,01 mol / 2 = 0,005 mol
Karena hasil bagi mol mula-mula dengan koefisien pada HCl lebih kecil daripada Ca(OH)2, maka HCl merupakan pereaksi pembatas (habis bereaksi lebih dahulu).

Jadi, pereaksi pembatas adalah larutan HCl. (literatur: James E. Brady, 1990)
(sumber:http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/pereaksi-pembatas/)

macam-macam konsentrasi

Macam-macam Konsentrasi

Ditulis oleh Utiya Azizah pada 06-03-2010
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume dan satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekivalen.

1. Persen Konsentrasi

Dalam bidang kimia sering digunakan persen untuk menyatakan konsentrasi larutan. Persen konsentrasi dapat dinyatakan dengan persen berat (% W/W) dan persen volume (% V/V)
Persen berat (% W/W)
38
Contoh Soal 5
a. Dalam 100 gram larutan terlarut 20 gram zat A. Berapa persen
berat zat A
b. Berapa persen volume zat B, bila dalam 50 mL larutan terlarut 10
mL zat B.
Penyelesaian
39

2. Parts Per Million (ppm) dan Parts Per Billion (ppb)

Bila larutan sangat encer digunakan satuan konsentrasi parts per million, ppm (bagian persejuta), dan parts per billion, ppb (bagian per milliar). Satu ppm ekivalen dengan 1 mg zat terlarut dalam 1 L larutan. Satu ppb ekivalen dengan 1 ug zat terlarut per 1 L larutan.
40
Parts per million (ppm) dan parts per billion (ppb) adalah satuan yang mirip persen berat. Bila persen berat, gram zat terlarut per 100 g larutan, maka ppm gram terlarut per sejuta gram larutan, dan ppb zat terlarut per milliar gram larutan.
41

3. Fraksi Mol

Fraksi mol (x) adalah perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen. Jika suatu larutan mengandung zat A, dan B dengan jumlah mol masing-masing nA dan nB, maka fraksi mol masing-masing komponen adalah:
42

4. Molaritas (M)

Molaritas atau konsentrasi molar (M) suatu larutan menyatakan jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol dam 1 mL larutan.
43
44
(sumber:http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/macam-macam-konsentrasi/)

penggolongan dan identifikasi karbohidrat

Karbohidrat merupakan polimer alami yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan dan sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Karbohidrat juga merupakan sumber energi yang terdiri atas unsur-unusr C, O, dan H dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Pada senyawa karbohidrat terdapat berbaga gugus fungsi yang diikatnya yaitu gugus fungsi keton, aldehid, dan gugus hidroksi.

Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:

  1. Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contoh: glukosa, galaktosa, ribosa
  2. Ketosa: karbohdrat yang mengikat gugus keton. Contoh: fruktosa

Ditinjau dari hasil hidrolisisnya:

  1. Monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Misalnya: glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa
  2. Disakarida: karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida. Misalnya: sukrosa (gula tebu), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula pati)
  3. Oligosakarida: karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3 – 10 monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa
  4. Polisakarida: karbohirdat yang terbentuk dari banyak molekul monosakarida. Misalnya pati (amilum), selulosa, dan glikogen.

Beberapa monosakarida penting sebagai berikut.


1. Glukosa



Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum). Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun serta mempunyai sifat:
  • Memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan (+52.70)
  • Dapat mereduksi larutan fehling dan membuat larutan merah bata
  • Dapat mengalami mutarotasiDapat difermentasi menghasilkan alkohol (etanol) dengan reaksi sebagai berikut: 
C6H12O6 --> 2C2H5OH + 2CO2


2. Fruktosa



Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalam asam clorida. Disebut juga sebagai gula buah, dperoleh dari hdrolisis sukrosa; dan mempunyai sifat:
  • Memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (-92.4oC)
  • Dapat mereuksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bat
  • Dapat difermentasi

3. Galaktosa



Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan. Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Dapat diperoleh dari hidrolisis gula susu (laktosa), dan mempunyai sifat:
  • Dapat mereduksi larutan fehling membentuk endapan merah bata
  • Tidak dapat difermentasi

Beberapa disakarida penting sebagai berikut.

1. Laktosa

Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
Beberapa sifat lakotsa:
  • Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa
  • Hanya terdapat pada binatang mamalia dan manusia
  • Dapat dperoleh dari hasil samping pembuatan keju
  • Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens

2. Maltosa

Beberapa sifat maltosa:
  • Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa
  • Digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted milk)
  • Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens

3. Sukrosa

Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens.

Beberapa polisakarida penting.


1. Selulosa

  • Merupakan komponen utama penyusun serat dinding sel tumbuhan
  • Polimer dari glukosa
  • Hirolisis lengkap dengan katalis asam dan enzim akan menghasilkan glukosa

2. Pati atau amilum

  • Polimer dari glukosa
  • Apabila dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi amilosa dan amilopektin
  • Amilopektin merupakan polimer yang lebih besar dari amilosa
  • Hirdolisis parsial akan menghasilkan amilosa
  • Hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa

3. Glikogen

  • Hidrolisis glikogen akan menghasilkan glukosa
  • Dalam sistem hewan, glikogen digunakan sebagai cadangan makanan (glukosa)

4. Kitin

  • Bangungan utama dari hewan beraki banyak seperti kepiting
  • Merupakan polimer dari glukosamina
  • Hidrolisis akan menghasilkan 2-amino-2-deoksi-glukosa

Analisa kualiatif karbohidrat.


1. Uji Molisch

  • Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
  • Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural.
  • Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.

2. Uji Seliwanoff

  • Merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton atau disebut juga ketosa
  • Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.

3. Uji Benedict

  • Merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas
  • Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis
  • Biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3
  • Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta adanya endapan.

4. Uji Barfoed

  • Digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel
  • Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah orange

5. Uji Iodin

  • Digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida
  • Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru
  • Amilopektin dengan iodin akan memberi warna merah ungu
  • sedangkan dengan glikogen dan dekstrin akan membentuk warna merah coklat

6. Uji Fehling

  • Digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida, laktosa, maltosa, dll)
  • Uji positif ditandai dengan warna merah bata (sumber:http://jejaringkimia.blogspot.com/2010/03/karbohidrat.html)